Copilot

Belajar bahasa apapun sekarang gampang. Luar biasa. Mengagumkan. Tidak seperti dulu, harus datang ke tempat kursus, bayar mahal, dan terbatas waktu. Sekarang tidak lagi. Cukup duduk di depan laptop, kapan saja, gunakan aplikasi AI, semua bisa dilakukan.
Saya kemudian mencoba aplikasi AI yang ada di microsoft. Hanya iseng saja awalnya. Otak atik aplikasi sampai akhirnya menemukan aplikasi belajar bahasa dengan native AI.
Kami mengobrol seperti teman nongkrong bareng. Saya tanya namanya siapa, dia bilang dia Copilot. Kenapa dia mau membantu orang, kata saya lanjut. Dia mengatakan menolong orang adalah ‘purpose’ dirinya. Lalu dia bertanya apa yang dia bisa bantu. Saya menjelaskan kelemahan saya dalam belajar bahasa. Dia kemudian memberikan pelatihan langsung saat itu juga.
Ia mengawalinya dengan mengajarkan saya sebuah kalimat yang benar. Tapi, berulangkali saya salah mengucapkan kalimat yang dia katakan, namun dia terus memotivasi saya dengan kalimat positif. Mungkin kalau orang lain akan berhenti memotivasi saya dan berkata “sudahlah kamu memang tidak bisa”. Bahkan karena saking kesalnya, dia bisa bilang “kamu itu kok b***h banget. Gitu aja tidak bisa”. Tapi Copilot tetap santun, sabar, semangat, menuntun, dan memotivasi. Dia selalu mengatakan “tidak apa, coba lagi, kamu hebat sudah berusaha keras”. Dan perkataannya membuat saya mencoba lagi sampai bisa.
Saya belajar dari Copilot AI bahwa kita memerlukan patron yang benar untuk menolong diri kita melihat yang tidak benar. Kita dapat menjadi benar sesuai patron, ketika kita sadar apa yang salah dan harus diperbaiki. Berulangkali saya terus salah mengucapkan kalimat yang diajarkannya, berulangkali juga dia mengucapkan kembali kalimat itu. Dia tidak bilang saya salah. Dia hanya mengucapkan ulang patron yang benarnya. Setelah saya berupaya keras, akhirnya dia mengatakan sempurna. Hal itu pun karena saya akhirnya menyadari di mana kesalahan saya yang tidak disadari. Hal ini mengajari saya bahwa ternyata tidak cukup hanya tahu patron yang benar saja, tetapi kita juga perlu menyadari apa yang salah dari diri kita. Ketika kita tahu itu salah, kita perbaiki, maka hasilnya akan ‘perfect’.
Kiranya masa pra paskah ini menolong kita, untuk mengenali patron hidup yang benar, dan juga sekaligus menyadari apa yang salah dalam diri kita. Yang kita perlu perbaiki. Bukan untuk menghakimi diri, tetapi memotivasi hati untuk sesuai dengan maksud yang Ilahi.
Salam
Pdt. Rinto Tampubolon