Pemuda dan Para Pemotong Pohon
Pemuda dan Para Pemotong Pohon
Para pemotong pohon sibuk bekerja, mengerahkan seluruh tenaga untuk hasil yang terbaik. Tetapi, sudah tujuh tahun berlalu, hasil pekerjaan mereka tidak pernah meningkat dan bahkan cenderung turun. Sang tuan kemudian berpikir untuk menambah seorang pekerja baru. Ia pun mempekerjakan seorang anak muda.
Hari pertama di minggu pertama, anak muda itu datang ketempat kerja mereka. Para pekerja senang karena ada tambahan tenaga baru. Namun, kesenangan mereka tidak bertahan lama, sebab anak muda itu hanya duduk duduk saja dan tidak membantu mereka. Mereka mulai mengeluh dan mencibir sang anak muda.
“Dari sejak pagi hanya duduk-duduk saja, sedangkan kita semua bekerja”, ucap pekerja satu tahun.
” Iya, enak sekali dia, kita memeras tenaga, dia santai santai aja”, ujar pekerja tiga tahun.
“Mas, kamu kan sudah tujuh tahun bekerja, Kamu juga dekat sama manager. Bisikin manager dong kasih tahu”, ujar pekerja lima tahun.
Tiga hari telah berlalu dan sepanjang hari itu para pekerja terus mengeluh tentang anak muda tersebut. Di hari keempat sang tuan mengumpulkan para pekerja untuk berbicara.
“Baiklah, hari ini kita akan mendengarkan hasil kerja keras anak muda ini selama tiga hari”, ucap sang tuan.
” Tuan, anak muda ini tidak pernah bekerja, dia hanya duduk duduk saja seharian. Bagaimana tuan bisa mengatakan dia bekerja keras”, ucap salah satu pekerja dengan keras.
Sang tuan tidak merespon perkataan pekerja itu, ia langsung meminta sang anak muda menyampaikan hasil pekerjaannya.
“Saudara, ijinkan saya bertanya tiga hal. Pertama, kapan terakhir kali saudara mengasah kampak saudara? Kedua, apa yang saudara makan sebelum bekerja?”
“Kami mengasah kampak enam bulan yang lalu dan kami tidak sempat sarapan dan langsung menebang pohon agar target tercapai”.
” Itulah dua kesalah saudara. Kapak yang tidak tajam akan membuat saudara mengeluarkan energi yang besar untuk menebang kayu dan tanpa saudara sarapan sebelum bekerja maka tiga jam kemudian energi saudara sudah berkurang jauh. Akhirnya saudara hanya terlihat sibuk bekerja tetapi tidak berdampak hasil yang maksimal”, ujar pemuda menjelaskan.
Semua pekerja terdiam mendengarnya. Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari kalangan pekerja.
“Saudara tadi katakan tiga hal, lalu apa yang terakhir?”
“Apa yang saudara lakukan selama tiga hari ini sambil bekerja? “, tanya si pemuda.
“Kami mengeluh, mencibir, dan membicarakan kamu yang hanya duduk duduk saja melihat kami”, jawab seseorang.
“Itulah hal ketiga yang paling fatal. Kalian menghabiskan energi bukan untuk bekerja tapi sibuk membicarakan, mengeluh, dan mencibir orang yang bekerja bersama kalian dari pada melakukan bagian kalian dengan baik dan hati gembira. Dan satu lagi, pekerjaan saya memang bukan memotong pohon, tetapi bukan berarti saya tidak bekerja bersama saudara. Pekerjaan saya adalah duduk menolong saudara agar dapat memotong pohon dengan semakin baik”.
(Pdt. Rinto Tampubolon)