Tuhan dan Tiga Pemuda
Tiga orang anak muda bertemu dengan Tuhan. Mereka kemudian bertanya kepada-Nya: “Tuhan bagaimanakah cara untuk menjalani kehidupan yang kami miliki?”
Tuhan lalu membawa mereka ke sebuah tempat yang bernama sorga.
“Saya beri kalian waktu satu hari untuk melakukan apapun di tempat ini”, ujar Tuhan kepada mereka.
Tiga orang anak muda tersebut sangat gembira mendengar kesempatan yang diberikan Tuhan kepada mereka.
Anak muda pertama berkata dalam hatinya: “Waktunya sangat pendek, aku harus merasakan keindahan seluruh tempat ini”. Ia pun segera berlari-lari ke setiap bagian area tempat itu. Ia terus berlari, berlari, dan berlari.
Anak muda kedua berkata dalam hatinya: “Waktunya sangat pendek, aku harus mengumpulkan hal yang sangat berharga dari tempat ini”. Ia pun kemudian sibuk mencari sesuatu yang menurutnya sangat berharga dari tempat tersebut.
Anak muda ketiga berkata dalam hatinya: “Ah, tempat ini begitu indah. Aku ingin berbaring seharian di atas rumput hijau ini, mendengar suara air mengalir, burung berkicau, dan udara yang sejuk.” Pemuda ketiga tidak beranjak kemanapun. Ia hanya berbaring ditempatnya.
Waktu pun telah habis. Tuhan mengumpulkan mereka kembali.
“Apakah yang kalian dapat hari ini?”, tanya Tuhan kepada mereka.
“Aku lelah berlari seharian”, kata pemuda pertama.
“Aku lelah mencari dan mengumpulkan yang paling berharga”, kata pemuda kedua.
“Aku masih ngantuk”, ucap pemuda ketiga yang ternyata tertidur seharian.
“Apakah kalian telah tahu bagaimana cara menjalani hidup yang kalian miliki?”
“Belum Tuhan. Jadi, bagaimanakah caranya?”, tanya ketiga pemuda bersamaan.
“Baiklah, saya memberikan waktu satu hari lagi untuk melakukan apapun yang kalian ingin lakukan di tempat ini”, ucap Tuhan kepada mereka.
Ketiga pemuda gembira karena Tuhan memberikan satu hari lagi kepada mereka.
Dengan gembira pemuda pertama segera berlari-lari kembali, pemuda kedua sibuk mengumpulkan yang paling berharga, dan pemuda ketiga kembali berbaring tidur.
Tuhan melihat apa yang mereka lakukan dan bergumam: “Berapa banyak harikah yang perlu kuberikan kepada mereka agar mereka mengerti?
(Pdt. Rinto Tampubolon)